Profil
Flora

Arboretum
United Tractors

Kondisi Umum Taman Hutan United Tractors

Taman hutan head office dapat dikatakan merupakan bagian dari taman hutan kota di wilayah DKI Jakarta, meski skalanya kecil namun peran ekologi bagi habitat satwa maupun dalam menjaga kualitas iklim mikro sangat penting terutama pada tingkat wilayah kerjanya maupun bagi lingkungan sekitar.

Indeks Nilai Penting (INP)

Berdasarkan metode sensus yang dilakukan, jumlah pohon yang terdapat di Taman UT Kanal Banjir Timur berjumlah 949 pohon yang terdiri dari 20 jenis pohon dan 12 famili. Jenis pohon yang paling banyak dijumpai pada Taman UT Kanal Banjir Timur adalah Pohon Pelangi (Eucalyptus deglupta) sebanyak 374 pohon. nilai INP tertinggi di Taman UT Kanal Banjir Timur adalah jenis Pohon Pelangi (Eucalyptus deglupta) dengan INP 90,02%. Tingginya nilai INP Pohon Pelangi (Eucalyptus deglupta) dibandingkan jenis lainnya karena memiliki luas bidang dasar yang lebih tinggi dan juga jumlah individu yang lebih banyak. Beragamnya nilai INP ini menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat tumbuh seperti kelembaban, suhu dan tidak mampu atau kalah berkompetisi, seperti perebutan akan zat hara, sinar matahari dan ruang tumbuh dengan jenis-jenis lainnya yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dari diameter batang pohon.

Taman Hutan Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)

Keanekaragaman Jenis Flora

Berdasarkan metode sensus yang dilakukan, jumlah tanaman tumbuhan langka yang hidup di areal Cikabayan berjumlah 141 pohon yang terdiri dari 9 (sembilan) jenis pohon. Jenis tanaman tumbuhan langka yang paling banyak dijumpai pada areal Cikabayan adalah tanaman Rasamala (Liquidambar excelsa) sebanyak 37 pohon. Terdapat 7 (tujuh) famili tanaman tumbuhan langka yang hidup di areal Cikabayan. Famili terbanyak yaitu pada Famili Dipterocarpaceae dengan total 40 pohon dan paling sedikit yaitu family Rutaceae dengan jumlah 3 (tiga) pohon.

Indeks Nilai Penting (INP)

Nilai INP tertinggi pada tanaman United Tractors di areal IPB adalah jenis Rasamala (Liquidambar excelsa) dengan INP 37,35%. Sedangkan nilai INP terendah pada tanaman United Tractors di areal Cikabayan adalah jenis Sanrego (Lunasia amara) dengan INP 13,24%. Tingginya nilai INP Rasamala (Liquidambar excelsa) karena memiliki jumlah individu yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis lainnya.

Status dan Tren Keanekaragaman Hayati

Taman Kanal Banjir Timur (KBT), Raden Inten, Duren Sawit, Jakarta

Kondisi Umum Taman KBT

Luas Taman BKT adalah 3,9 hektar dengan panjang 1,4 Km. Taman yang memanjang ini dipisahkan oleh jalan alternatif. Berdasarkan kondisi jalan ini, maka kajian ini dibuat menjadi beberapa blok, diantaranya blok 1, blok 2, blok 3 dan blok 4. Topografi yang terdapat di Taman KBT ini memiliki kontur datar dengan ketinggian maksimal 21 meter di atas permukaan laut. Kemiringan di Taman KBT berkisar antara 1-5%. Tanah yang terdapat di Taman KBT ini adalah tanah liat berpasir. Tanah ini tergolong cukup subur dan cocok untuk perumbuhan vegetasi. Tanah ini akan tergenang pada musim hujan namun Taman KBT memiliki sistem drainase paralel terbuka dan memiliki panjang saluran 3-8 m serta kedalaman 20 cm yang terdapat di tengah taman. Drainase ini memilliki drainase utama di bagian utara yang mengakibatkan aliran air tidak akan langsung ke kanal namun ke sisi utara taman.

Indeks Nilai Penting (INP)

Nilai INP tertinggi di Taman KBT adalah jenis Pohon Pelangi (Eucalyptus deglupta) dengan INP 90%. Tingginya nilai INP Pohon Pelangi (Eucalyptus deglupta) dibandingkan jenis lainnya karena memiliki luas bidang dasar yang lebih tinggi dan juga jumlah individu yang lebih banyak. Beragamnya nilai INP ini menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat tumbuh seperti kelembaban, suhu dan tidak mampu atau kalah berkompetisi, seperti perebutan akan zat hara, sinar matahari dan ruang tumbuh dengan jenis-jenis lainnya yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dari diameter batang pohon.

Status dan Tren Keanekaragaman Hayati

Muara Tawar

Kondisi Umum Lokasi Muara Tawar

Areal penanaman mangrove yang berada di wilayah Muara Tawar telah dilakukan sejak tahun 2015, artinya sudah 6 tahun berjalan. Jenis yang ditanam adalah Bakau hijau (Rhizophora mucronata), rata-rata diameter pada saat pemantauan hasil pengukuran yaitu 3-4 cm. Nilai diameter tersebut menunjukan bahwa ada nilai pertumbuhan rata-rata diameter 0,67 cm setiap tahun.

Indeks Nilai Penting (INP)

Dari hasil pengukuran sampling analisis vegetasi di lapang bahwa terdata jenis tumbuhan (tanaman bakau) pada tingkatan pancang dengan range diameter dari 4 cm sampai 9 cm dan nilai Kerapatan sebesar 18.800 individu per hektar (10.000 m2). Jumlah yang sangat besar karena tidak ada strata tingkat pertumbuhan lain dari tingkatan semai maupun pohon serta jumlah batang tumbuh diatas akar nafas yang lebih dari satu batang. Pada perhitungan faktual dilapangan dengan luasan wilayah tanam sebesar 0,2 ha (+ 2000 m2), maka jumla jenis yang terukur dalam sampling analisis vegetasi yaitu 18.800 x 2000/10000 = 3.760 batang tanaman. Dan terhitung secara sampling plot nilai keanekaragaman pada tingkatan Pancang sebesar 0,579.

Pada tingkatan pohon (diameter diatas 10cm), didapatkan hasil perhitungan sampling plot yaitu: keanekaragaman jenis sebesar 1,091 dengan jenis tumbuhan yang sama beragam antara lain: Bakau (Rhizopora mucronata), Bakau merah (Rhizopora apiculata) dan Bintaro/Buah bola (Cerbera manghas).

Status dan Tren Keanekaragaman Hayati

Pantai Indah Kapuk (PIK)

Kondisi Umum Lokasi Pantai Indah Kapuk (PIK)

Lokasi pengamatan tidak tepat berada di wilayah pesisir, tetapi masih terpengaruh dengan pasang-surut air laut dan pada waktu awal penanaman (2010) wilayah ini benar-benar terendam, dan sulit untuk dilakukan penanaman mangrove. Sehingga pada waktu itu dilakukan penanaman dengan teknik guludan. Wilayah ini sepuluh tahun yang lalu tingkat tergenangnya tinggi dan intensitas tergenang sangat lama, tetapi saat ini sudah mulai mengering meski berada di musim hujan.

Indeks Nilai Penting (INP)

Hasil pengukuran sampling plot di lapang bahwa terdata jenis tumbuhan (tanaman bakau) pada tingkatan pancang dengan range diameter dari 5 cm sampai 9 cm dan rata-rata hanya berdiamater 3 – 4 cm, pertumbuhan cenderung mengarah tinggi dan sedikit renggang dengan tanaman antar rumpunnya. Nilai kerapatan sebesar 8.200 individu per hektar (dalam luas 10.000 m2). Pada perhitungan faktual di lapangan dengan luasan wilayah tanam sebesar 0,2 ha (+ 2000 m2), maka jumlah keanekaragaman jenis yang terukur dalam sampling analisis vegetasi pada tingkatan pancang sebesar 0,615. Selain itu juga terdapat jenis tumbuhan ecotone dan hutan dataran rendah di sekitar wilayah areal penanaman yang terasosiasi dengan jenis-jenis bakau yang terklaster secara keseluruhan.

Pada tingkatan pohon (diameter diatas 10 cm) terdapat data yang terukur berupa tegakan alami atau tumbuhan yang telah lama ada sebelum penanaman Mangrove yang pada saat ini terasosiasi dengan tanaman mangrove yang sudah ada. Hasil perhitungan sampling didapatkan nilai keanekaragaman pohon sebesar 0,943 yang terisi oleh jenis-jenis tumbuhan ecotone maupun hutan dataran rendah seperti pada tabel berikut.

Status dan Tren Keanekaragaman Hayati