Kamis, 27 Februari 2014

PT United Tractors Tbk (”UT”) pada hari ini menyampaikan kinerja UT sepanjang tahun 2013 yang secara umum menggambarkan adanya dinamika, dimana kinerja unit usaha Mesin Konstruksi dan Pertambangan mengalami penurunan, sementara kinerja unit usaha Kontraktor Penambangan mencatat adanya peningkatan.

Pendapatan bersih UT pada tahun 2013 mencapai Rp 51,01 triliun, turun 9% dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp 55,95 triliun, sementara laba bersih turun sebesar 16% dari Rp 5,78 triliun menjadi Rp 4,83 triliun.

Segmen usaha Mesin Konstruksi
Pendapatan bersih segmen usaha Mesin Konstruksi turun 29% menjadi Rp 15,64 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 31% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian. Berkurangnya permintaan alat berat khususnya di sektor pertambangan dan perkebunan akibat penurunan aktivitas di sektor terkait berdampak pada total penjualan alat berat Komatsu sepanjang tahun 2013 turun sebesar 32%, dari 6.202 unit pada tahun 2012 menjadi 4.203 unit.

Dari total penjualan alat berat Komatsu, sebanyak 43% diserap sektor pertambangan, 26% diserap sektor perkebunan, 23% diserap sektor konstruksi, dan sisanya sebesar 8% diserap sektor kehutanan. Di tengah persaingan yang semakin ketat, Komatsu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar sebesar 41% (berdasarkan riset pasar internal).

Seiring dengan penurunan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat juga mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp 5,52 triliun. Sementara penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami penurunan dari 414 unit menjadi 365 unit, sedangkan truk Scania meningkat dari 363 unit menjadi 445 unit.

Segmen usaha Kontraktor Penambangan
PT Pamapersada Nusantara (Pama), anak usaha UT di bidang Kontraktor Penambangan membukukan peningkatan pendapatan sebesar 13% atau mencapai Rp 31,55 triliun, dan memberikan kontribusi sebesar 62% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian. Volume produksi batu bara meningkat dari 94,4 juta ton menjadi 105,1 juta ton sementara pemindahan tanah (overburden removal) mengalami penurunan menjadi 844,9 juta bcm dari 855,5 juta bcm.

Segmen usaha Pertambangan
Anak perusahaan UT di bidang pertambangan dijalankan oleh PT Prima Multi Mineral, PT Tuah Turangga Agung, serta beberapa konsesi tambang baru diantaranya adalah PT Asmin Bara Bronang dan PT Duta Nurcahya yang telah memulai produksi secara komersial sejak triwulan keempat tahun 2013. Dari total keempat konsesi tambang tersebut, penjualan batu bara selama tahun 2013 mencapai 4,18 juta ton atau turun sebesar 26% dari volume penjualan batu bara tahun lalu sebesar 5,63 juta ton. Akibat penurunan rata-rata harga jual batu bara, pendapatan unit usaha Pertambangan mencatat penurunan sebesar 34% menjadi Rp 3,81 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 7% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.