PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), emiten energi terbarukan, melalui anak usahanya, PT Nosu Hydro, resmi menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero), pada tanggal (10/09/2025). Melalui perjanjian ini, ARKO akan memiliki kapasitas pembangkit listrik sebesar 20 megawatt (MW) dari PLTA Pongbembe di Sulawesi Selatan, untuk jangka waktu 30 tahun sejak beroperasi secara komersial.
Presiden Direktur ARKO, Aldo Artoko, menyampaikan bahwa penandatanganan PJBL ini memperkuat strategi pertumbuhan Perseroan dalam menghadirkan energi bersih bagi Indonesia. Kerja sama ini juga menjadi pencapaian penting yang mendukung operasional, kinerja keuangan, dan keberlanjutan usaha di masa depan.
Hingga semester I/2025, ARKO mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 20% year-on-year (YoY) menjadi Rp36,9 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 42,1% YoY menjadi Rp142,5 miliar. Produksi listrik perseroan juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai 74,3 GWh, atau tumbuh 48,9% YoY, seiring beroperasinya Proyek Yaentu di Sulawesi Tengah pada kuartal IV 2024, serta kontribusi dari proyek yang telah beroperasi sebelumnya, yakni Proyek Cikopo di Jawa Barat dan Proyek Tomasa di Sulawesi Tengah.
Selain itu, ARKO saat ini tengah mengembangkan sejumlah proyek dalam tahap konstruksi, antara lain Proyek Kukusan II (5,4 MW) di Lampung dengan progres pembangunan 83,2%, serta Proyek Tomoni (10 MW) di Sulawesi Selatan dengan progres 32,9% per semester I/2025.
Melalui kolaborasi strategis dengan Nosu Hydro, ARKO akan terus berupaya mendukung transisi energi nasional menuju sumber daya yang ramah lingkungan. Dengan portofolio proyek yang terus berkembang, dukungan pendanaan yang kuat, serta kinerja yang konsisten bertumbuh, ARKO optimistis dapat berperan aktif dalam memperluas akses energi bersih sekaligus memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi masyarakat, pemangku kepentingan, dan masa depan Indonesia yang lebih hijau.