Proses pembutan Fly Ash and Bottom Ash (FABA).

Proses pembutan Fly Ash and Bottom Ash (FABA).

Jakarta, 24 November 2023 – Sebagai bentuk upaya untuk mendukung terlaksananya Sustainable Development Goals (SDGs), PT Energia Prima Nusantara (EPN) mengimplementasikan pemanfaatan material sisa pembakaran batu bara secara optimal, yang dikenal dengan Fly Ash and Bottom Ash (FABA). Hal ini menjadi salah satu strategi dalam mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 dan merupakan langkah strategis dalam upaya pemanfaatan limbah industri untuk mendukung berbagai sektor.

FABA, yang merupakan abu hasil pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PAMA-1 EPN, tidak hanya dianggap sebagai limbah, tetapi mampu menjadi sumber daya bernilai tinggi yang dapat mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi.

Sepanjang tahun 2023, dari pembakaran batubara PLTU PAMA-1 EPN menghasilkan FABA sebesar 2.692 ton. Sementara, dari 2021 hingga November 2023, total pemanfaatan FABA dari PLTU telah mencapai 4.900-ton atau sebesar 38,55% dari total produksi FABA. Angka tersebut juga meningkat sekitar 54,91% jika dibandingkan tahun 2021 yang hanya memanfaatkan FABA sebesar 945 Ton.

Direktur Teknologi dan Operasional EPN, Eko Harry Ariadin, mengungkapkan sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk menerapkan Environmental, Social, dan Governance (ESG) dalam kegiatan bisnisnya, EPN akan senantiasa melakukan berbagai inovasi untuk mengelola hasil limbah menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah bagi lingkungan.

“Kami terus berinovasi dan meningkatkan peran perusahaan dalam pengelolaan lingkungan sesuai standar internasional, mematuhi semua peraturan lingkungan, serta meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. Pembangkit EPN di Desa Barunang Kalimantan Tengah bukan hanya menghasilkan listrik, tetapi juga menjadi kekuatan positif dalam perubahan sosial dan ekonomi,” kata Eko Harry Ariadin.

Selama semester I tahun 2023, EPN tidak hanya menciptakan energi, tetapi juga menghasilkan lebih dari 10.000 batako dan 2.000 ton material stabilisasi lahan dari FABA. Langkah ini bukan hanya mengurangi limbah industri, tetapi juga mendukung inisiatif pembangunan berkelanjutan.

EPN berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor industri dan masyarakat, untuk menggali potensi pemanfaatan FABA secara lebih luas. Dengan fokus pada inovasi teknologi dan upaya dekarbonisasi, EPN berharap dapat menjadi agen perubahan positif dalam pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.

 

Sekilas Tentang PT Energia Prima Nusantara

Berdiri pada tanggal 28 Februari 2014. Pada awalnya Perseroan memiliki pasokan energi listrik yang terintegrasi dengan bisnis di sektor batubara dan infrastruktur pendukung, dimana Perseroan memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik mulut tambang PAMA-1 dengan kapasitas 2×15 MW yang terletak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Pembangkit listrik tersebut menjadi penyuplai listrik Mining Cluster Improvement Program (MCIP) Grup PAMA dengan skema Wilayah Usaha Ketenagalistrikan (“WUK”). Tahun 2018, new stream business beralih ke sektor Energi Terbarukan, mulai dari penyediaan PLTS Atap secara sistematik, Pembangit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) baik yang dikembangkan sendiri oleh EPN ataupun melalui entitas anak usahanya, PT Arkora Hydro Tbk, pembangunan jaringan transmisi distribusi yang dikembangkan oleh PT Bina Pertiwi Energi yang juga sebagai salah satu entitas usaha di bawah EPN, lalu research and development Solar PV Mobile untuk penerapan di light vehicle sebagai bagian dari energy support system, dan beberapa jenis proyek energi terbarukan lainnya.

ESG PT Energia Prima Nusantara

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam sektor penyedia energi listrik di Indonesia, kami menyadari bahwa aspek lingkungan merupakan bagian yang sangat vital dalam perjalanan di bisnis energi dan kami memiliki komitmen dalam penyediaan energi listrik yang ramah bagi lingkungan. Dalam mendukung program ESG di bisnis PLTU, EPN memiliki langkah strategis dalam percepatan implementasi Co-Firing Biomass dengan memproduksi dan melakukan bauran woodchip dan sawdust sebesar 3% dari total konsumsi bahan bakar (coal) yang digunakan. Hal ini juga menjadi upaya mereduksi karbon di lingkungan sekitar PLTU. Pengelolaan limbah B3 dan Non B3 menggunakan prinsip 3R yaitu, Reduce, Reuse dan Recycle. Salah satu pengelolaan terbesar adalah pengelolaan Fly Ash dan Bottom Ash dengan memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai ekonomis seperti menjadikan produk concrete Batako dan Paving Block. Sementara itu, EPN mempercepat stream business lainnya dengan massive development pemasangan PLTS Grup ASTRA dimana memiliki pipeline 89 MWp sampai tahun 2025 dan juga mengoperasikan PLTMH Cikopo, Garut dengan kapasitas 7,4 MW; PLTMH Tomasa, Sulawesi Tengah  dengan kapasitas 10 MW, dan PLTMH Yaentu, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 10 MW. PT Arkora Hydro Tbk saat ini juga sedang membangun PLTMH Kukusan, di wilayah Lampung dengan kapasitas 5,4 MW yang akan ditargetkan COD pada tahun 2024. Disamping itu, melalui anak usahanya PT Bina Pertiwi Energi, EPN group juga sedang membangun PLTMH Besai Kemu, Lampung dengan kapasitas 7 MW yang akan ditargetkan COD pada Q-4 2023.

 

(*) Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:

Afrizal Faisal Ali (afrizal.ali@pamapersada.com)

Business Planning & Marketing Strategy PT Energia Prima Nusantara

Telp. 021-2983-2001/2002