Kamis, 26 Februari 2015

PT United Tractors Tbk (”UT”) pada hari ini mengumumkan bahwa kinerja UT sepanjang tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2013.

Pendapatan bersih UT pada tahun 2014 tercatat naik 4% menjadi Rp53,14 triliun dibandingkan Rp51,01 triliun pada tahun 2013. Nilai tukar mata uang yang menguntungkan adalah salah satu faktor utama yang memberikan kontribusi positif, sehingga laba kotor Perseroan meningkat sebesar 27%, sedangkan laba bersih meningkat sebesar 11% mencapai Rp5,37 triliun dari Rp4,83 triliun.

Penurunan harga batu bara secara terus menerus menyebabkan Perseroan melakukan review atas nilai properti pertambangan dan mencatat penyisihan atas penurunan nilai properti pertambangan. Nilai penyisihan yang dibebankan pada laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp1,54 triliun.

Segmen usaha Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 16%, dari 4.203 unit menjadi 3.513 unit. Penurunan tersebut terutama karena adanya perlambatan di sektor pertambangan dan perkebunan. Di sisi lain, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 8% atau mencapai Rp5,98 triliun. Adanya penguatan nilai tukar US Dollar ditambah peningkatan pendapatan dari bisnis layanan purna jual membuat total pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi hanya turun 4% menjadi Rp14,98 triliun.

Sektor pertambangan menyerap 35% dari total penjualan alat berat Komatsu, disusul sektor konstruksi yang menyerap 28%, sektor perkebunan sebesar 23%, dan sisanya sebesar 14% diserap sektor kehutanan. Sepanjang tahun 2014, Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 40% (berdasarkan riset pasar internal). Penurunan aktivitas di sektor pertambangan juga menyebabkan penurunan penjualan UD Trucks, yang mengalami penurunan dari 365 unit menjadi 171 unit, sedangkan truk Scania juga mengalami penurunan volume dari 445 unit menjadi 365 unit.

Segmen usaha Kontraktor Penambangan

PT. Pamapersada Nusantara (Pama), anak usaha UT di bidang Kontraktor Penambangan batu bara mencatat peningkatan pendapatan sebesar 6% atau mencapai Rp33,49 triliun, dibandingkan Rp31,55 triliun pada tahun 2013. Hasil ini dicapai berkat kenaikan volume produksi batu bara dan hauling yang meningkat dari 105,1 juta ton menjadi 119,4 juta ton, disamping adanya penurunan volume pemindahan tanah (overburden removal) menjadi 806,4 juta bcm dari 844,9 juta bcm.

Segmen usaha Pertambangan

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan dijalankan oleh PT Prima Multi Mineral, PT Tuah Turangga Agung, serta dua konsesi tambang baru yaitu PT Asmin Bara Bronang dan PT Duta Nurcahya.  Penjualan batu bara selama tahun 2014 dari keempat konsesi tambang tersebut meningkat sebesar 42% mencapai 5,94 juta ton. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan unit usaha Pertambangan mencatat peningkatan sebesar 22% menjadi Rp4,67 triliun dari Rp3,81 triliun pada tahun 2013. Namun demikian, penurunan rata-rata harga jual batu bara telah menekan laba unit usaha pertambangan.

Pada tanggal 5 Januari 2015, UT melalui anak perusahaannya, PT Karya Supra Perkasa telah mengakuisisi 40% saham PT Acset Indonusa Tbk (“ACST”) dari dua pemegang saham mayoritas ACST, yakni PT Cross Plus Indonesia dan PT Loka Cipta Kreasi. ACST adalah perusahaan publik di bidang jasa konstruksi dan terdaftar di BEI dengan kode perdagangan ACST.