Kamis, 28 Juli 2016

PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk semester pertama tahun buku 2016. Dalam laporan tersebut, Perseroan membukukan pendapatan bersih konsolidasian yang mengalami penurunan sebesar 10% menjadi Rp22,6 triliun dibandingkan Rp24,9 triliun pada periode yang sama tahun 2015. Akibat penurunan penjualan dan marjin pendapatan, serta ditambah adanya kerugian nilai tukar mata uang asing menyebabkan laba bersih Perseroan turun sebesar 46% menjadi Rp1,9 triliun dari Rp3,4 triliun.

Segmen Usaha Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi sampai dengan bulan Juni 2016 mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 25% menjadi 1.036 unit dari 1.375 unit pada periode yang sama tahun 2015. Penurunan penjualan alat berat terjadi di semua sektor pengguna alat berat, kecuali sektor konstruksi yang tetap menunjukkan adanya peningkatan. Namun demikian, Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 34% (berdasarkan riset pasar internal). Sejalan dengan penurunan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami penurunan sebesar 10% atau mencapai Rp2,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan sebesar 6% menjadi Rp6,9 triliun.

Segmen Usaha Kontraktor Penambangan

Bidang usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 22% sebesar Rp11,6 triliun sepanjang semester pertama tahun 2016, dibandingkan Rp14,7 triliun pada periode yang sama tahun 2015. PAMA juga mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 4%  menjadi 49,8 juta ton, dibandingkan 52,0 juta ton. Sementara itu, volume pemindahan tanah (overburden removal) turun sebesar 9% menjadi 339,2 juta bcm dari 373.7 juta bcm.

Segmen Usaha Pertambangan

Bidang usaha Pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Penjualan batu bara pada semester pertama tahun 2016 meningkat sebesar 58% menjadi 4,5 juta ton, dibandingkan 2,8 juta ton pada periode yang sama tahun 2015. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha Pertambangan meningkat sebesar 35% menjadi Rp3,2 triliun dibandingkan Rp2,4 triliun.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Bidang usaha Industri Kontruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (“ACST”). Pada semester pertama tahun 2016 ACST membukukan pendapatan bersih sebesar Rp944 miliar dan mencatat laba bersih sebesar Rp33 miliar. Sampai dengan bulan Juni 2016, ACST telah mendapatkan kontrak baru sebesar Rp2,4 triliun. Guna mendukung perkembangan usahanya, ACSET telah melakukan penambahan modal sebesar Rp600 miliar yang diperoleh melalui right issue pada bulan Juni 2016. Dana tersebut akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dan belanja modal.