by admin10 | Jul 4, 2019 | Siaran Pers
Selasa, 4 Desember 2018
Melengkapi portofolio bisnisnya di bidang alat berat, kontraktor penambangan, konsesi tambang, industri konstruksi dan energi, PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) sebagai salah satu distributor alat berat terkemuka di Indonesia kembali mengembangkan diversifikasi bisnisnya melalui akuisisi tambang emas.
Perseroan melalui anak perusahaannya, PT Danusa Tambang Nusantara, pada tanggal 4 Desember 2018 menyelesaikan akuisisi 95% kepemilikan atas PT Agincourt Resources, perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral emas di Sumatera Utara, dengan nilai akuisisi sekitar US$ 1 miliar.
Setelah transaksi ini, sebanyak 95% saham PT Agincourt Resources dimiliki oleh PT Danusa Tambang Nusantara, sementara 5% saham sisanya dimiliki oleh pemerintah daerah, atas nama PT Artha Nugraha Agung.
Presiden Direktur PT United Tractors Tbk, Gidion Hasan mengatakan, “Akuisisi terhadap PT Agincourt Resources merupakan bagian dari usaha diversifikasi dan ekspansi strategis Perseroan untuk menambah portofolio investasi di bidang mineral lainnya termasuk emas. Diharapkan ke depan Perseroan memiliki portofolio yang semakin berimbang dan dapat menghasilkan sustainable earning contribution dalam jangka panjang.”
PT Agincourt Resources mengoperasikan tambang emas Martabe yang berlokasi di daerah Tapanuli Utara provinsi Sumatra Utara. Konstruksi tambang emas Martabe dimulai sejak tahun 2008 dan produksi dimulai di tahun 2012. Per Desember 2017, sumber daya mineral Tambang Emas Martabe adalah 8,8 juta ons emas dengan estimasi cadangan emas sebesar 4,7 juta ons. Di tahun 2017, Tambang Emas Martabe menjual sekitar 352.000 ons emas.
Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Sara Loebis
Corporate Secretary
Email : ir@unitedtractors.com
Alamat : Jl. Raya Bekasi Km.22 Cakung, Jakarta Timur 13910
Telp. : (62-21) 3511961, Fax : (62-21) 3441413
by Iwan | Jun 9, 2019 | Uncategorized
PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku 2018. Dalam laporan keuangan tersebut Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp84,6 triliun atau meningkat sebesar 31% dibandingkan Rp64,6 triliun pada tahun 2017. Peningkatan pendapatan bersih ini disebabkan oleh peningkatan kinerja operasional yang lebih baik dari seluruh lini bisnis milik Perseroan. Masingmasing unit usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan, dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 35%, 48%, 13% dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian. Sejalan dengan peningkatan kinerja operasional disertai dengan marjin pendapatan yang lebih baik, Perseroan membukukan laba bersih sepanjang tahun 2018 mencapai Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar 50% jika dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2017 sebesar Rp7,4 triliun.
by admin10 | Apr 24, 2019 | Tak Berkategori
Rabu, 24 April 2019
PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian triwulan pertama untuk tahun buku 2019. Dalam laporan keuangan tersebut Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp22,6 triliun atau meningkat sebesar 19% dibandingkan Rp19,0 triliun pada triwulan pertama tahun lalu. Sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih, Perseroan membukukan laba bersih sampai dengan bulan Maret 2019 mencapai Rp3,1 triliun atau meningkat sebesar 21% jika dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp2,5 triliun. Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh kinerja yang lebih baik dari lini bisnis Kontraktor Penambangan dan adanya kontribusi baru dari lini bisnis pertambangan emas.
Masing-masing unit usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 30%, 42%, 16%, 8% dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 1% menjadi 1.181 unit, dibandingkan dengan 1.171 unit pada triwulan pertama tahun 2018. Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 38 (berdasarkan riset pasar internal). Sementara itu, pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 2% menjadi Rp2,2 triliun. Sedangkan penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami penurunan dari 202 unit menjadi 161 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 266 unit menjadi 148 unit. Penurunan penjualan UD Trucks dan Scania karena pengaruh penurunan harga batu bara kalori rendah – menengah, dimana kedua produk tersebut banyak digunakan di sektor pertambangan.
Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi turun 2% menjadi sebesar Rp6,8 triliun dibandingkan Rp6,9 triliun pada periode yang sama tahun 2018.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Bidang usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan Maret 2019, PAMA membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 20% menjadi Rp9,5 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 14% dari 26,7 juta ton menjadi 30,5 juta ton, sementara itu volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat 13% dari 207,1 juta bcm menjadi 234,6 juta bcm.
Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara
Bidang usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Total penjualan batu bara pada triwulan pertama tahun 2019 mencapai 2,5 juta ton termasuk 325 ribu ton batu bara kokas, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar 2,6 juta ton. Namun demikian, pendapatan unit usaha Pertambangan Batu Bara mencatat peningkatan sebesar 5% menjadi Rp3,6 triliun dikarenakan meningkatnya kontribusi penjualan batu bara kokas.
Segmen Usaha Pertambangan Emas
Pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Maret 2019 total penjualan emas dari Martabe Gold Mine sebanyak 97,000 ons, sedangkan pendapatan bersih unit usaha Pertambangan Emas sampai dengan bulan Maret 2019 sebesar Rp1,9 triliun.
Segmen Usaha Industri Konstruksi
Bidang usaha Industri Konstruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sepanjang triwulan pertama tahun 2018, ACSET membukukan pendapatan bersih sebesar Rp802 miliar dari sebelumnya sebesar Rp734 miliar pada periode yang sama tahun 2018. Namun demikian, ACSET mencatat rugi bersih sebesar Rp91 miliar, dari sebelumnya mencatat laba bersih sebesar Rp39 miliar pada periode yang sama di tahun 2018. Hal ini dikarenakan adanya perubahan dalam proyek yang sedang berjalan yang berakibat pada pengakuan kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan atas proyek berjalan tersebut. Nilai kontrak baru yang diperoleh ACSET pada triwulan pertama tahun 2019 mencapai Rp59 miliar.
Segmen Usaha Energi
PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan Perseroan saat ini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Hingga kuartal pertama tahun 2019, progres pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 64% dan dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial pada tahun 2021. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.
by admin10 | Apr 16, 2019 | Tak Berkategori
JAKARTA: Pada hari Selasa, 16 April 2019 PT United Tractors Tbk (“Perseroan”) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) Tahun 2019, bertempat di Grand Ballroom United Tractors, Jakarta.
RUPST tersebut telah mengambil keputusan-keputusan, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. Menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2018, termasuk mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, dan mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk Tahun Buku 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, sebagaimana dimuat dalam laporannya tertanggal 25 Februari 2019, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material.
2. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan yang mencapai Rp11,1 triliun dengan rincian sebagai berikut:
- dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp1.193 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp4,5 triliun, termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp365 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp1,4 triliun yang telah dibayarkan pada tanggal 22 Oktober 2018, sehingga sisanya sebesar Rp828 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp3,1 triliun akan dibagikan kepada Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 30 April 2019 pukul 16.00 WIB dan akan dibayarkan kepada Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 17 Mei 2019.
- sisanya dibukukan sebagai laba ditahan.
3. a. Mengangkat anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk masa jabatan 2019-2021 dengan susunan sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Bapak Prijono Sugiarto
Wakil Presiden Komisaris : Bapak Gidion Hasan
Komisaris : Bapak Djoko Pranoto Santoso
Komisaris : Bapak Djony Bunarto Tjondro
Komisaris Independen : Bapak Buntoro Muljono
Komisaris Independen : Bapak Nanan Soekarna
b. Mengangkat anggota Direksi Perseroan untuk masa jabatan 2019-2021 dengan susunan sebagai berikut:
Presiden Direktur : Bapak Frans Kesuma
Direktur : Bapak Iman Nurwahyu
Direktur : Bapak Loudy Irwanto Ellias
Direktur : Bapak Iwan Hadiantoro
Direktur : Bapak Idot Supriadi
Direktur : Bapak Edhie Sarwono
4. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan gaji dan tunjangan anggota Direksi, dengan memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan; serta menetapkan pemberian gaji atau honorarium dan tunjangan Dewan Komisaris Perseroan untuk masa jabatan 2019-2020.
5. Menunjuk Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota jaringan firma PricewaterhouseCoopers) yang merupakan kantor akuntan publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan audit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun buku 2019.
Menetapkan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan Perihal Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha, Guna Memenuhi Ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
by Wahyu Proweb | Jul 26, 2018 | Siaran Pers, Siaran Pers, Siaran Pers, Siaran Pers, Siaran Pers, Siaran Pers, Siaran Pers, Siaran Pers
Kamis, 26 Juli 2018
PT United Tractors Tbk (“Perusahaan”) membukukan laba bersih sebesar Rp38,9 triliun selama semester pertama 2018, meningkat 32% dibandingkan dengan Rp29,4 triliun pada periode yang sama tahun 2017. Peningkatan laba bersih ini adalah didorong oleh peningkatan kinerja dari semua lini bisnis Perusahaan. Setiap unit bisnis, yaitu: Mesin Konstruksi, Penambangan, Penambangan, dan Industri Konstruksi masing-masing memberikan kontribusi 36%, 45%, 15%, dan 4% terhadap total laba bersih konsolidasi.
Peningkatan kinerja operasional dan margin pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan peningkatan laba bersih Perusahaan tumbuh sebesar 60% menjadi Rp5,5 triliun dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp3,4 triliun.
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Pada paruh pertama tahun 2018, segmen bisnis Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 37% menjadi 2.400 unit, dibandingkan dengan 1.751 unit pada periode yang sama tahun 2017. Peningkatan penjualan alat berat terutama didorong oleh peningkatan penjualan di pertambangan, perkebunan, dan konstruksi. Komatsu mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar alat berat, dengan pangsa pasar domestik 36% (sumber: riset pasar internal). Penjualan produk merek lain, UD Trucks, meningkat dari 276 unit menjadi 417 unit, sementara penjualan produk Scania sedikit turun dari 553 unit menjadi 533 unit.
Peningkatan penjualan alat berat dan kebutuhan pelanggan untuk memperpanjang siklus hidup alat berat menyebabkan peningkatan penjualan suku cadang alat berat dan layanan pemeliharaan sebesar 35% menjadi Rp4,4 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen bisnis Mesin Konstruksi meningkat 24% menjadi Rp13,9 triliun.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Bisnis Kontraktor Penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Selama semester pertama 2018, PAMA membukukan kenaikan laba bersih 32% menjadi Rp17,4 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batubara dari 52,3 juta ton menjadi 56,6 juta ton, sementara volume pemindahan lapisan penutup meningkat dari 360,9 juta bcm menjadi 444,9 juta bcm.
Segmen Bisnis Penambangan
Bisnis pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Total penjualan batubara hingga Juni 2018 mencapai 4,4 juta ton, meningkat 22% dari 3,6 juta ton pada periode yang sama tahun 2017. Peningkatan volume penjualan batubara dan peningkatan signifikan dalam harga jual batubara membuat pendapatan unit bisnis pertambangan meningkat 51% menjadi Rp6,0 triliun.
Segmen Usaha Industri Konstruksi
Bisnis Industri Konstruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Pada semester pertama tahun 2018, ACSET membukukan laba bersih Rp1,7 triliun dari Rp1,0 triliun pada periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, laba bersih naik 14% menjadi Rp73 miliar. Nilai kontrak baru yang diperoleh hingga Juni 2018 mencapai Rp300 miliar.
Segmen Bisnis Energi
Bhumi Jati Power (BJP), yang dimiliki 25% oleh anak perusahaan, akan mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Pada Juni 2018, kemajuan pengembangan proyek telah mencapai 28,5% dan dijadwalkan untuk memulai operasi komersial pada tahun 2021. BJP adalah perusahaan patungan antara anak perusahaan Perusahaan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co. Inc.
by Wahyu Proweb | Feb 27, 2018 | Tak Berkategori
Selasa, 27 Februari 2018
PT United Tractors Tbk (“Perusahaan”) menutup tahun 2017 dengan pendapatan bersih konsolidasi sebesar Rp64,6 triliun, atau meningkat sebesar 42% dari Rp45,5 triliun pada 2016, didorong oleh peningkatan kinerja di semua segmen bisnis. Secara keseluruhan, untuk pendapatan bersih konsolidasi Perusahaan, segmen Kontraktor Penambangan memberikan kontribusi 46%, diikuti oleh Mesin Konstruksi dengan 38%, Penambangan dengan 11%, dan Industri Konstruksi dengan kontribusi 5%.
Sejalan dengan pendapatan, laba bersih Perusahaan meningkat 48% menjadi Rp7,4 triliun dibandingkan dengan Rp5,0 triliun pada tahun 2016, terutama karena volume operasional yang lebih tinggi dan margin laba yang lebih baik.
Segmen Mesin Konstruksi
Mesin Konstruksi mencatat peningkatan volume penjualan Komatsu sebesar 74% dari total 2.181 unit pada 2016 menjadi 3.788 unit. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan penjualan terutama dari sektor pertambangan dan perkebunan. Komatsu berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan pangsa pasar 35% (menurut riset pasar internal). Volume penjualan merek terdistribusi UT lainnya, seperti UD Trucks meningkat dari 361 unit menjadi 700 unit, dan penjualan produk Scania meningkat dari 532 unit menjadi 1.116 unit.
Sejalan dengan pertumbuhan penjualan unit, suku cadang dan layanan pemeliharaan juga mencatat peningkatan pendapatan sebesar 22% menjadi Rp7,1 triliun karena meningkatnya kebutuhan pelanggan untuk mempertahankan dan meningkatkan siklus hidup armada peralatan mereka. Secara total, lini bisnis Mesin Konstruksi mencatat peningkatan pendapatan sebesar 69% menjadi Rp24,7 triliun, dibandingkan dengan Rp14,6 triliun pada 2016.
Segmen Kontraktor Penambangan
Perusahaan mengoperasikan segmen Kontraktor Penambangan melalui PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Pada tahun 2017, PAMA mencatat kenaikan pendapatan bersih 23% menjadi Rp29,6 triliun, dengan total volume produksi batubara naik 3% dari 109,2 juta ton menjadi 112,6 juta ton, sementara volume pemindahan lapisan penutup naik 14% dari 701,5 juta bcm menjadi 800,8 juta bcm.
Segmen penambangan
Segmen Penambangan Perusahaan dioperasikan oleh PT Tuah Turangga Agung. Total volume penjualan batubara di 2017 menurun 8% menjadi 6,3 juta ton, karena volume yang lebih rendah dalam bisnis perdagangan batubara. Namun, pendapatan meningkat sebesar 40% menjadi Rp7,2 triliun, karena harga jual rata-rata batubara yang jauh lebih tinggi.
Segmen Industri Konstruksi
Segmen Industri Konstruksi diwakili oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Pada akhir Desember 2017, ACSET membukukan pendapatan sebesar Rp3,0 triliun, dibandingkan dengan Rp1,8 triliun pada 2016. Sejalan dengan peningkatan pendapatan, laba bersih naik 126% dari Rp68 miliar pada 2016 menjadi Rp154 miliar.
Pada 2017, ACSET dianugerahi kontrak baru dengan total penilaian proyek Rp8,4 triliun, dibandingkan dengan Rp3,8 triliun pada 2016. Kontrak baru pada 2017 sebagian besar proyek infrastruktur, termasuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek II, Jalan Tol Bakauheni-Sidomulyo Jalan, Jalan Tol JORR II Kunciran-Serpong, dan Transit Kereta Api Ringan (LRT) Cawang – Dukuh Atas.
Pada bulan Maret 2017, 25% kepemilikan PT Bhumi Jati Power (BJP) telah menyelesaikan perjanjian pembiayaan proyeknya dengan pemberi pinjaman (financial close). BJP akan mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik termal 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Hingga akhir 2017, kemajuan pembangunan telah mencapai 12% dan dijadwalkan untuk memulai operasi komersial pada tahun 2021. BJP adalah perusahaan patungan antara anak perusahaan Perusahaan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co. Inc.
Pada bulan Maret 2017, Perusahaan melalui anak perusahaannya Tuah Turangga Agung telah menyelesaikan akuisisi 80,1% kepemilikan di PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM), konsesi batubara kokas di Kalimantan Tengah. SMM telah memulai produksi komersialnya pada akhir 2017.
by Wahyu Proweb | Jul 27, 2017 | Tak Berkategori
Kamis, 27 Juli 2017
PT United Tractors Tbk (“Perusahaan”) membukukan laba bersih sebesar Rp29,4 triliun selama paruh pertama 2017, meningkat 30% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Peningkatan laba bersih ini terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan alat berat, produksi batubara dan pemindahan lapisan penutup, serta harga jual rata-rata batubara. Setiap unit bisnis, yaitu: Mesin Konstruksi, Penambangan, Penambangan, dan Industri Konstruksi masing-masing memberikan kontribusi 38%, 45%, 13% dan 4% terhadap total laba bersih konsolidasi.
Sejalan dengan peningkatan kinerja operasional yang disertai dengan margin pendapatan yang lebih baik, Perusahaan mencatat laba bersih selama semester pertama 2017 mencapai Rp3,4 triliun, meningkat 85% jika dibandingkan dengan laba bersih pada semester pertama 2016 sebesar Rp1. 9 triliun.
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen bisnis Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 69% menjadi 1.751 unit, dibandingkan dengan 1.036 unit pada semester pertama 2016. Peningkatan penjualan alat berat terutama didorong oleh peningkatan penjualan di sektor pertambangan. Dari total penjualan alat berat, 51% diserap oleh sektor pertambangan, 22% diserap oleh sektor konstruksi, 14% diserap oleh sektor perkebunan, dan 13% sisanya diserap oleh sektor kehutanan. Komatsu mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 37% (berdasarkan riset pasar internal). Penjualan produk merek lain, yaitu UD Trucks, meningkat dari 217 unit menjadi 276 unit, sementara penjualan truk dan bus Scania meningkat dari 246 unit menjadi 553 unit. Di sisi lain, penjualan suku cadang dan layanan pemeliharaan alat berat meningkat 16% menjadi Rp3,2 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen bisnis Mesin Konstruksi mencatat peningkatan 63% menjadi Rp11,2 triliun.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Sektor bisnis Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat kenaikan laba bersih 15% menjadi Rp13,3 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batubara dari 50,2 juta ton menjadi 52,0 juta ton, sementara volume pemindahan lapisan penutup meningkat dari 341,1 juta bcm menjadi 360,4 juta bcm.
Segmen Bisnis Penambangan
Bisnis pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Total penjualan batubara hingga semester pertama 2017 mencapai 3,6 juta ton, turun 18% dari 4,5 juta ton pada periode yang sama pada 2016. Penurunan penjualan batubara disebabkan oleh penurunan volume dari bisnis perdagangan batubara. Namun, kenaikan harga jual rata-rata batubara membuat pendapatan unit bisnis Penambangan mencatat kenaikan 24% dalam laba bersih menjadi Rp4,0 triliun.
Segmen Usaha Industri Konstruksi
Bisnis Industri Konstruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Hingga semester pertama 2017, ACSET membukukan laba bersih Rp1,0 triliun, meningkat 8% dari sebelumnya Rp944 miliar pada periode yang sama 2016. Sementara itu, laba bersih naik 95% menjadi Rp64 miliar. Nilai kontrak baru yang diperoleh hingga Juni 2017 mencapai Rp 7,1 triliun dibandingkan dengan Rp 2,4 triliun pada periode yang sama pada 2016. Peningkatan signifikan dalam kontrak baru diperoleh dari beberapa kontrak strategis di sektor infrastruktur, termasuk kontrak Jalan Tol Jakarta-Layang. Cikampek II, Jalan Tol Bakauheni-Sidomulyo, dan Jalan Tol JORR II Kunciran-Serpong.
Pada bulan Maret 2017, Bhumi Jati Power (BJP), yang 25% dimiliki oleh anak perusahaan Perusahaan, mencapai kesepakatan mengenai perjanjian pendanaan proyek dengan kreditor (penutupan keuangan). BJP akan mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Saat ini, proyek BOT (bangun, operasikan, dan transfer) sedang dalam konstruksi dan diharapkan akan mulai beroperasi secara komersial pada 2021. Bhumi Jati Power adalah perusahaan patungan antara anak perusahaan Perusahaan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co. Inc.
Pada bulan Maret 2017, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Tuah Turangga Agung, menyelesaikan akuisisi 80,1% kepemilikan PT Suprabari Mapanindo Mineral, sebuah perusahaan batubara kokas (batubara kalori tinggi yang biasa digunakan sebagai campuran dalam peleburan baja) yang berlokasi di Kalimantan Tengah . Konsesi saat ini sedang dalam proses mendukung pengembangan infrastruktur dan diharapkan mulai berproduksi pada akhir 2017.
by Wahyu Proweb | Apr 4, 2017 | Tak Berkategori
Selasa, 4 April 2017
PT Bhumi Jati Power (“BJP”) telah memenuhi prasyarat yang diperlukan (conditions precedent) untuk pembiayaan proyek Tanjung Jati B Unit 5 & 6 Proyek Ekspansi atau juga disebut Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-4 (“Proyek”) dan memulai pekerjaan konstruksi pada tanggal 31 Maret 2017. BJP dimiliki oleh Sumitomo Corporation, The Kansai Electric Power Co., Inc., dan PT United Tractors Tbk, melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, secara berurutan yaitu Sumi Energy Ventures LLC, KP Power Development B.V. , dan PT Unitra Persada Energia.
Proyek BOT (Build, Operate and Transfer) ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$4.2 miliar, dan biaya proyek ini terutama akan didanai melalui pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi tujuh bank komersial: Mizuho Bank, Ltd., Sumitomo Mitsui Banking Corporation, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., Sumitomo Mitsui Trust Bank, Limited, Mitsubishi UFJ Trust and Banking Corporation, The Norinchukin Bank, and Singapore’s Oversea-Chinese Banking Corporation Limited yang dijamin oleh NEXI Overseas Investment Insurance.
BJP akan membangun dua unit baru pembangkit listrik tenaga uap menggunakan teknologi ultra-supercritical (kapasitas pembangkit 2.000 MW) yang merupakan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan yang akan dibangun berdekatan dengan pembangkit listrik yang telah dioperasikan sebelumnya yaitu Tanjung Jati B (Units 1-4), lokasinya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pembangkit listrik ini rencananya akan memasok listrik selama periode 25 tahun untuk PT PLN (Persero), sejak selesainya pembangunan proyek.
Proyek pembangkit listrik ini diperkirakan akan dapat memulai operasi secara komersial pada tahun 2021 dan proyek ini merupakan bagian dari pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW yang didukung oleh Pemerintah.
Profil PT Bhumi Jati Power (“BJP”)
BJP adalah perusahaan patungan yang bergerak di bidang usaha pengembangan dan pengoperasian Proyek. PT Unitra Persada Energia memiliki 25% saham, Sumi Energy Ventures LLC memiliki 50% saham, dan KP Power Development B.V. memiliki 25% saham dalam BJP.
by Wahyu Proweb | Feb 27, 2017 | Tak Berkategori
Senin, 27 Februari 2017
PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku 2016. Dalam laporan tersebut, Perseroan mencatat pendapatan bersih konsolidasian mengalami penurunan sebesar 8% menjadi Rp45,5 triliun pada tahun 2016 dibandingkan Rp49,3 triliun pada tahun 2015. Penurunan pendapatan bersih ini utamanya disebabkan oleh penurunan volume produksi dan pendapatan dari unit usaha Kontraktor Penambangan. Masing-masing unit usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan, dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 32%, 53%, 11% dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Sementara itu, Perseroan mencatat laba bersih tahun 2016 yang mencapai Rp5,0 triliun, naik 30% jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp3,9 triliun setelah adanya pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan pada tahun 2015. Tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai ini, laba bersih Perseroan turun 22% (2015: Rp6,4 triliun).
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 3% menjadi 2.181 unit, dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 2.124 unit. Peningkatan penjualan alat berat tersebut didorong oleh peningkatan penjualan di sektor konstruksi dan pertambangan. Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 32% (berdasarkan riset pasar internal). Di sisi lain, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun sebesar 5% menjadi sebesar Rp5,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan sebesar 7% menjadi Rp14,6 triliun.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Bidang usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 21% menjadi sebesar Rp24,0 triliun, dibandingkan Rp30,5 triliun pada tahun 2015. Hasil ini terutama karena penurunan volume pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 8% menjadi 701,5 juta bcm dari 766,6 juta bcm, sedangkan produksi batu bara relatif sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 109,2 juta ton.
Segmen Usaha Pertambangan
Bidang usaha Pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Penjualan batu bara pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 48% menjadi 6,8 juta ton didorong oleh peningkatan kapasitas produksi dan cuaca yang kondusif. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha Pertambangan meningkat sebesar 34% menjadi Rp5,1 triliun dibandingkan Rp3,8 triliun pada tahun 2015.
Segmen Usaha Industri Konstruksi
Bidang usaha Industri Kontruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). ACSET pada tahun 2016 membukukan peningkatan pendapatan bersih dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,8 triliun, dan laba bersih meningkat sebesar 63% menjadi Rp68,3 miliar. ACSET berhasil membukukan kontrak baru senilai Rp3,8 triliun sepanjang tahun 2016 dibandingkan dengan Rp3,1 triliun sepanjang tahun 2015.
by Wahyu Proweb | Agu 26, 2016 | Tak Berkategori
Jumat, 26 Agustus 2016
Kompetisi dan persaingan bisnis kini menjadi realitas sehari-hari, bahkan bukan saja individu atau perusahaan, persaingan tersebut sudah mengarah pada persaingan antar negara. Persaingan bisnis harus dihadapi dengan kerja keras serta membangun sistem yang efisien. Atas dasar hal ini pemerintah Indonesia berinisiatif untuk membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) yang merupakan gudang logistik multi fungsi untuk menimbun barang impor atau lokal dengan kemudahan fasilitas perpajakan berupa penundaan pembayaran bea masuk dan tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta fleksibilitas operasional. Fasilitas infrastruktur logistik ini sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sejak Maret 2016 lalu.
Pembangunan PLB dilakukan atas dasar hukum yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 85 tahun 2015 tentang perubahan atas PP Nomor 32 tahun 2009 tentang tempat penimbunan berikat serta perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 272/PMK.04/2015 tentang Pusat Logistik Berikat. Lokasinya tersebar di seluruh Indonesia dan terdiri dari berbagai produk mulai dari otomotif hingga bahan baku industri.
PLB United Tractors
Sebagai perusahaan yang selalu berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, United Tractors turut memanfaatkan fasilitas ini. Saat ini UT telah terdaftar sebagai salah satu perusahaan dalam PLB dan memiliki 2 lokasi berikat yang terletak di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Cilincing, Jakarta Utara. Kedua lokasi ini ditentukan untuk dapat menjangkau pelanggan-pelanggan UT lebih dekat.
Kehadiran PLB mampu memberikan kemudahan dalam proses logistik yaitu dengan memotong mata rantai perdagangan. Pasalnya, barang yang awalnya harus diekspor ke luar negeri jadi dialihkan ke Indonesia. Hal ini tentunya juga memberikan keuntungan kepada pelanggan UT, yaitu membuat lead time alat berat atau suku cadang yang dibutuhkan menjadi lebih pendek. Selain itu, pelanggan juga diuntungkan karena mendapatkan insentif pajak dengan tidak dikenakan biaya PPN sehingga alat berat dan suku cadang bisa didapatkan dengan harga yang lebih terjangkau.