Novendra Priasmoro Wins 2019 Malaysian Open Chess Tournament

Novendra Priasmoro Wins 2019 Malaysian Open Chess Tournament

Malaysia, 18 Agustus 2019 – Novendra Priasmoro, atlet catur muda berprestasi Indonesia yang merupakan atlet binaan United Tractors Inspiring Youth, memberi kado HUT RI ke-74 melalui kemenangannya pada Turnamen Catur Malaysia Open 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain Novendra, atlet binaan UT lainnya, Aditya Bagus Arfan, juga turut bertolak ke Kuala Lumpur untuk mengikuti turnamen ini, dibawah bimbingan Manager Kristianus Liem.

Meskipun kalah pada babak terakhir dari rekan senegaranya IM Yoseph Taher (2460), Novendra Priasmoro (2474) tetap keluar sebagai juara Malaysia Open 2019. Dari 9 babak yang dimainkan Novendra berhasil meraih kemenangan sebanyak 7 kali. Atas hasil tersebut, Novendra berhasil mengumpulkan elo rating sebanyak 10 poin.

Novendra mendapat hadiah pertama sebesar 4,000 Dolar AS (sekitar 60 juta Rupiah). Bagi Novendra ini merupakan gelar juara pertamanya di Malaysia. Novendra pernah menjadi juara di Thailand (Bangkok Open 2018), di Mongolia (Asian Junior 2018) dan di Hungaria (First Saturday edisi Februari 2019).

United Tractors Inspiring Youth merupakan program dukungan UT bagi dua atlet catur berprestasi Indonesia, yaitu Novendra Priasmoro dan Aditya Bagus Arfan untuk meraih gelar grand master. Keduanya masuk dalam program ini sejak tahun 2017 dan diharapkan dapat meraih gelar grand master pada tahun 2021 untuk Novendra, dan tahun 2025 untuk Aditya. Dukungan yang diberikan UT adalah memberikan pelatihan soft skill dan hard skill dengan mendatangkan pelatih asing, mengikutsertakan Novendra dan Aditya dalam kejuaraan-kejuaraan catur tingkat dunia, dan menyediakan pembekalan psikologi olah raga.

News Attachment:

 

United Tractors Booked IDR5.6 Trillion First Semester Net Profit in 2019

United Tractors Booked IDR5.6 Trillion First Semester Net Profit in 2019

Selasa, 30 Juli 2019

 

PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian semester pertama untuk tahun buku 2019. Dalam laporan keuangan tersebut Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp43,3 triliun atau meningkat sebesar 11% dibandingkan dengan semester pertama tahun 2018 sebesar Rp38,9 triliun. Sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih, Perseroan membukukan laba bersih sampai dengan bulan Juni 2019 mencapai Rp5,6 triliun atau meningkat sebesar 2% jika dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp5,5 triliun. Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh kinerja yang lebih baik dari segmen usaha Kontraktor Penambangan dan adanya kontribusi baru dari segmen usaha Pertambangan Emas, namun terdapat penurunan kinerja segmen usaha Mesin Konstruksi dan Industri Konstruksi.

Masing-masing segmen usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 28%, 44%, 16%, 8% dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

 

Segmen Usaha Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 20% menjadi 1.917 unit, dibandingkan dengan 2.400 unit pada semester pertama tahun 2018. Penurunan tersebut disebabkan oleh melemahnya penjualan alat berat dari sektor pertambangan dan perkebunan. Namun, Komatsu tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 36% (berdasarkan riset pasar internal). Selain itu, pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat sama dengan periode yang sama tahun 2018 yaitu sebesar Rp4,4 triliun.

Penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami penurunan dari 417 unit menjadi 302 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 533 unit menjadi 291 unit. Penurunan penjualan UD Trucks dan Scania dikarenakan pengaruh penurunan harga batu bara dimana kedua produk tersebut banyak digunakan di sektor pertambangan.

Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi turun 13% menjadi sebesar Rp12,1 triliun dibandingkan Rp13,9 triliun pada periode yang sama tahun 2018.

Segmen Usaha Kontraktor Penambangan

Bidang usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan Juni 2019, PAMA membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 11% menjadi Rp19,3 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 7% dari 56,6 juta ton menjadi 60,8 juta ton, sementara itu volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat 5% dari 445,5 juta bcm menjadi 469,0 juta bcm.

Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara

Bidang usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Total penjualan batu bara sampai semester pertama tahun 2019 mencapai 4,9 juta ton termasuk 674 ribu ton batu bara kokas, naik apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar 4,4 juta ton. Pendapatan unit usaha Pertambangan Batu Bara mencatat peningkatan sebesar 13% menjadi Rp6,8 triliun.

Segmen Usaha Pertambangan Emas

Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Juni 2019 total penjualan emas dari Martabe Gold Mine sebanyak 194.000 ons, sedangkan pendapatan bersih unit usaha Pertambangan Emas sampai dengan bulan Juni 2019 adalah sebesar Rp3,6 triliun.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Bidang usaha Industri Konstruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan semester pertama tahun 2019, ACSET membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,5 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,7 triliun pada periode yang sama tahun 2018. Penurunan tersebut berasal dari kontribusi yang lebih rendah dari segmen infrastruktur seiring dengan beberapa proyek yang saat ini hampir rampung. Namun demikian, hingga semester ini ACSET mencatat rugi bersih sebesar Rp404 miliar dari sebelumnya mencatat laba bersih sebesar Rp73 miliar pada periode yang sama tahun 2018. Hal tersebut disebabkan karena adanya keterlambatan penyelesaian beberapa proyek Contractor Pre-Financing (CPF) dan proyek struktur yang menyebabkan peningkatan biaya pendanaan (funding cost), biaya overhead dan biaya percepatan penyelesaian proyek. Nilai kontrak baru yang diperoleh ACSET pada triwulan kedua tahun 2019 mencapai Rp1,4 triliun.

Segmen Usaha Energi

PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan Perseroan saat ini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Hingga kuartal kedua tahun 2019, progres pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 73% dan dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial pada tahun 2021. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.

News Attachment:

United Tractors Membukukan Laba Bersih Tahun 2018 Sebesar Rp 11,1 triliun

Rabu, 27 Februari 2019

PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku 2018. Dalam laporan keuangan tersebut Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp84,6 triliun atau meningkat sebesar 31% dibandingkan Rp64,6 triliun pada tahun 2017. Peningkatan pendapatan bersih ini disebabkan oleh peningkatan kinerja operasional yang lebih baik dari seluruh lini bisnis milik Perseroan. Masingmasing unit usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan, dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 35%, 48%, 13% dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Sejalan dengan peningkatan kinerja operasional disertai dengan marjin pendapatan yang lebih baik, Perseroan membukukan laba bersih sepanjang tahun 2018 mencapai Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar 50% jika dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2017 sebesar Rp7,4 triliun.

Segmen Usaha Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 29% menjadi 4.878 unit, dibandingkan dengan 3.788 unit pada tahun 2017. Peningkatan penjualan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan alat berat dari semua sektor. Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 36% (berdasarkan riset pasar internal). Penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami peningkatan dari 700 unit menjadi 808 unit, sementara penjualan Scania truk dan bus turun dari 1.116 unit menjadi 792 unit.

Sejalan dengan peningkatan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 32% menjadi Rp9,4 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan sebesar 20% menjadi Rp29,6 triliun.

Segmen Usaha Kontraktor Penambangan

Bidang usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Pada tahun 2018, PAMA membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 37% menjadi Rp40,6 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 11% dari 112,6 juta ton menjadi 125,1 juta ton, sementara itu volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat 22% dari 800,8 juta bcm menjadi 979,4 juta bcm.

Segmen Usaha Pertambangan   Bidang usaha Pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Total penjualan batu bara pada tahun 2018 mencapai 7,0 juta ton atau naik sebesar 11% dari 6,3 juta ton pada tahun 2017. Peningkatan rata-rata harga jual batu bara yang signifikan membuat pendapatan unit usaha Pertambangan naik 49% menjadi Rp10,7 triliun.

Pada bulan Desember 2018, Perseroan melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara, telah menyelesaikan akuisisi 95% kepemilikan PT Agincourt Resources, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral emas. PT Agincourt Resources mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pada bulan Desember 2018 total penjualan emas dari tambang Martabe yang terkonsolidasi adalah sekitar 35.000 ons.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Bidang usaha Industri Konstruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sepanjang tahun 2018, ACSET membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,7 triliun dari sebelumnya sebesar Rp3 triliun pada tahun 2017. Namun, laba bersih ACSET mengalami penurunan dari Rp 154 miliar menjadi Rp18 miliar di tahun 2018. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perubahan yang terjadi pada proyek berjalan yang berakibat pada pengakuan kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan. Nilai kontrak baru ACSET pada tahun 2018 mencapai Rp1,6 triliun yang berasal dari proyek infrastruktur, fondasi dan struktur, dengan kontribusi masing-masing sebesar 37%, 30% dan 33%.

PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan Perseroan  saat ini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Hingga akhir tahun 2018, progress pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 55% dan dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial pada tahun 2021. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.

News Attachment: