Kehadiran Pusat Logistik Berikat Lebih Memudahkan Pelanggan

Jumat, 26 Agustus 2016

Kompetisi dan persaingan bisnis kini menjadi realitas sehari-hari, bahkan bukan saja individu atau perusahaan, persaingan tersebut sudah mengarah pada persaingan antar negara. Persaingan bisnis harus dihadapi dengan kerja keras serta membangun sistem yang efisien. Atas dasar hal ini pemerintah Indonesia berinisiatif untuk membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) yang merupakan gudang logistik multi fungsi untuk menimbun barang impor atau lokal dengan kemudahan fasilitas perpajakan berupa penundaan pembayaran bea masuk dan tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta fleksibilitas operasional. Fasilitas infrastruktur logistik ini sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sejak Maret 2016 lalu.

Pembangunan PLB dilakukan atas dasar hukum yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 85 tahun 2015 tentang perubahan atas PP Nomor 32 tahun 2009 tentang tempat penimbunan berikat serta perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 272/PMK.04/2015 tentang Pusat Logistik Berikat. Lokasinya tersebar di seluruh Indonesia dan terdiri dari berbagai produk mulai dari otomotif hingga bahan baku industri.

PLB United Tractors

Sebagai perusahaan yang selalu berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, United Tractors turut memanfaatkan fasilitas ini. Saat ini UT telah terdaftar sebagai salah satu perusahaan dalam PLB dan memiliki 2 lokasi berikat yang terletak di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Cilincing, Jakarta Utara. Kedua lokasi ini ditentukan untuk dapat menjangkau pelanggan-pelanggan UT lebih dekat.

Kehadiran PLB mampu memberikan kemudahan dalam proses logistik yaitu dengan memotong mata rantai perdagangan. Pasalnya, barang yang awalnya harus diekspor ke luar negeri jadi dialihkan ke Indonesia. Hal ini tentunya juga memberikan keuntungan kepada pelanggan UT, yaitu membuat lead time alat berat atau suku cadang yang dibutuhkan menjadi lebih pendek. Selain itu, pelanggan juga diuntungkan karena mendapatkan insentif pajak dengan tidak dikenakan biaya PPN sehingga alat berat dan suku cadang bisa didapatkan dengan harga yang lebih terjangkau.

Pendapatan Bersih United Tractors Semester Pertama Tahun 2016 Sebesar Rp 22,6 triliun

Kamis, 28 Juli 2016

PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk semester pertama tahun buku 2016. Dalam laporan tersebut, Perseroan membukukan pendapatan bersih konsolidasian yang mengalami penurunan sebesar 10% menjadi Rp22,6 triliun dibandingkan Rp24,9 triliun pada periode yang sama tahun 2015. Akibat penurunan penjualan dan marjin pendapatan, serta ditambah adanya kerugian nilai tukar mata uang asing menyebabkan laba bersih Perseroan turun sebesar 46% menjadi Rp1,9 triliun dari Rp3,4 triliun.

Segmen Usaha Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi sampai dengan bulan Juni 2016 mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 25% menjadi 1.036 unit dari 1.375 unit pada periode yang sama tahun 2015. Penurunan penjualan alat berat terjadi di semua sektor pengguna alat berat, kecuali sektor konstruksi yang tetap menunjukkan adanya peningkatan. Namun demikian, Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 34% (berdasarkan riset pasar internal). Sejalan dengan penurunan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami penurunan sebesar 10% atau mencapai Rp2,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan sebesar 6% menjadi Rp6,9 triliun.

Segmen Usaha Kontraktor Penambangan

Bidang usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 22% sebesar Rp11,6 triliun sepanjang semester pertama tahun 2016, dibandingkan Rp14,7 triliun pada periode yang sama tahun 2015. PAMA juga mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 4%  menjadi 49,8 juta ton, dibandingkan 52,0 juta ton. Sementara itu, volume pemindahan tanah (overburden removal) turun sebesar 9% menjadi 339,2 juta bcm dari 373.7 juta bcm.

Segmen Usaha Pertambangan

Bidang usaha Pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Penjualan batu bara pada semester pertama tahun 2016 meningkat sebesar 58% menjadi 4,5 juta ton, dibandingkan 2,8 juta ton pada periode yang sama tahun 2015. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha Pertambangan meningkat sebesar 35% menjadi Rp3,2 triliun dibandingkan Rp2,4 triliun.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Bidang usaha Industri Kontruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (“ACST”). Pada semester pertama tahun 2016 ACST membukukan pendapatan bersih sebesar Rp944 miliar dan mencatat laba bersih sebesar Rp33 miliar. Sampai dengan bulan Juni 2016, ACST telah mendapatkan kontrak baru sebesar Rp2,4 triliun. Guna mendukung perkembangan usahanya, ACSET telah melakukan penambahan modal sebesar Rp600 miliar yang diperoleh melalui right issue pada bulan Juni 2016. Dana tersebut akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dan belanja modal.

RUPS PT United Tractors Tbk Tetapkan Dividen dan Mengangkat Anggota Dewan Komisaris & Direksi Baru Perseroan

Senin, 25 April 2016

JAKARTA: Pada hari Senin, 25 April 2016, PT United Tractors Tbk (“Perseroan”) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) Tahun 2016, bertempat di Grand Ballroom United Tractors, Jakarta.

RUPST tersebut telah mengambil keputusan-keputusan, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:

  1. Menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2015, mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota jaringan global PricewaterhouseCoopers), sebagaimana ternyata dalam laporan tanggal 20 Februari 2016, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material.
  2. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan yang mencapai Rp3,9 triliun dengan rincian sebagai berikut:
  • dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp2,6 triliun atau Rp691 setiap saham (termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp251 setiap saham), yang telah dibayarkan pada tanggal 16 Oktober 2015. Sedangkan sisanya sebesar Rp440 setiap saham akan dibayarkan pada tanggal 23 Mei 2016.
  • sisanya dibukukan sebagai laba ditahan.
  1. Menerima pengunduran diri Simon Collier Dixon dari jabatannya sebagai Komisaris Perseroan dan mengangkat Komisaris dan Direktur baru Perseroan sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk masa jabatan 2016-2017, menjadi sebagai  berikut:
    1. Dewan Komisaris

Presiden Komisaris                   : Prijono Sugiarto

Wakil Presiden Komisaris          : David Alexander Newbigging

Komisaris                                 : Chiew Sin Cheok

Komisaris                                 : Djoko Pranoto Santoso

Komisaris Independen               : Anugerah Pekerti

Komsaris Independen                : Nanan Soekarna

  1. Direksi

Presiden Direktur                       : Gidion Hasan

Direktur                                     : Loudy Irwanto Ellias

Direktur                                     : Iman Nurwahyu

Direktur                                     : Iwan Hadiantoro

Direktur                                     : Idot Supriadi

Direktur                                     : Fransciscus Xaverius Laksana Kesuma

Direktur Independen                  : Edhie Sarwono

  1. Menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan gaji dan tunjangan Direksi Perseroan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan serta menetapkan pemberian gaji atau honorarium dan tunjangan Dewan Komisaris Perseroan untuk masa jabatan 2016-2017.
  2. Memberikan wewenang kepada Direksi dengan memperhatikan pendapat dari Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk salah satu kantor akuntan publik di Indonesia yang terafiliasi dengan salah satu dari empat besar kantor akuntan publik internasional yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Pendapatan Bersih United Tractors Tahun 2015 Tercatat Sebesar Rp 49,3 triliun

Kamis, 25 Februari 2016

PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku 2015. Dalam laporan tersebut, Perseroan mencatat pendapatan bersih konsolidasian mengalami penurunan sebesar 7% menjadi Rp49,3 triliun pada tahun 2015 dibandingkan Rp53,1 triliun pada tahun 2014. Karena penurunan harga batu bara yang terus berlanjut, Perseroan kembali melakukan pengujian penurunan nilai atas properti pertambangan dan aset terkait lainnya. Adanya pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan dan aset terkait lainnya yang dibebankan pada laba setelah pajak sebesar Rp2,6 triliun, membuat laba bersih Perseroan turun sebesar 28% menjadi Rp3,9 triliun dari Rp5,4 triliun. Tanpa memperhitungkan penurunan nilai properti pertambangan dan aset terkait lainnya, laba bersih Perseroan turun 7% menjadi Rp6,4 triliun (2014: Rp6,9 triliun).

Segmen Usaha Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 40% menjadi 2.124 unit, dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 3.513 unit. Penurunan penjualan alat berat tersebut terjadi di semua sektor pengguna alat berat, sehingga pasar alat berat nasional juga mengalami penurunan. Namun demikian, Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 36% (berdasarkan riset pasar internal). Di sisi lain, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 2% atau mencapai Rp6,1 triliun didorong oleh kebutuhan para pelanggan untuk menjaga kondisi alat beratnya. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan sebesar 9% menjadi Rp13,6 triliun.

Segmen Usaha Kontraktor Penambangan

Bidang usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 9% menjadi sebesar Rp30,5 triliun, dibandingkan Rp33,5 triliun pada tahun 2014. Hasil ini disebabkan karena penurunan volume produksi batu bara sebesar 4%  menjadi 109,0 juta ton, dibandingkan 113,5 juta ton pada tahun 2014. Sementara itu, volume pemindahan tanah (overburden removal) turun sebesar 5% menjadi 766,6 juta bcm dari 806,4 juta bcm.

Segmen Usaha Pertambangan

Bidang usaha Pertambangan dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Penjualan batu bara pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 18% menjadi 4,6 juta ton. Hal ini menyebabkan penurunan pendapatan dari unit usaha Pertambangan sebesar 18% menjadi Rp3,8 triliun dibandingkan Rp4,7 triliun pada tahun 2014.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Bidang usaha Industri Kontruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (“ACST”) yang diakuisisi pada tahun 2015 dengan total kepemilikan saham ACST sebesar 50,1%. ACST pada tahun 2015 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,4 triliun dan mencatat laba bersih sebesar Rp42 miliar. Kinerja ACST pada tahun 2015 terutama didorong oleh kontrak baru yang diperoleh pada tahun 2014 yang hanya sebesar Rp616 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun 2015, ACST telah mendapatkan kontrak baru sebesar Rp3,1 triliun. Beberapa proyek yang sedang dijalankan oleh ACST diantaranya adalah: proyek Thamrin Nine, apartemen West Vista, Indonesia 1, Astra Biz Centre di Bumi Serpong Damai, pintu tol Mojokerto – Kertosono, dan renovasi pintu tol Cilegon Barat.

Prospek Bisnis dan Rencana Ekspansi

Penurunan harga batu bara telah menyebabkan penurunan penjualan alat berat khususnya di sektor pertambangan, produksi batu bara dan pemindahan tanah (over burden removal). Menyikapi hal tersebut, Perseroan melakukan beberapa inisiatif guna mengurangi ketergantungan pada industri batu bara dan menyeimbangkan portofolio yang saat ini dimiliki Perseroan. Beberapa inisiatif yang dilakukan Perseroan selama tahun 2015, diantaranya adalah dengan pembentukan pilar ke-empat, yaitu Industri Konstruksi melalui akuisisi PT Acset Indonusa Tbk dan menjajaki peluang di bidang pembangkit listrik dengan melakukan kerjasama dengan Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co., Inc. untuk mengembangkan dan memperluas proyek pembangkit listrik Tanjung Jati B Unit 5 dan Unit 6 di Jepara, Jawa Tengah, dengan total kapasitas 2×1,000 MW.

Melalui upaya tersebut dan dengan kondisi fundamental keuangan Perseroan yang solid, diharapkan Perseroan dapat menciptakan pertumbuhan di masa yang akan datang dan dapat menyeimbangkan portofolio yang dimiliki Perseroan.